Pemotongan Paruh Burung Hantu Dan BOP | Drh. Fira Sovica

Dalam dunia falconry, istilah

memotong paruh burung hantu

atau pemotongan paruh BOP disebut coping. Sama halnya dengan kupir atau pemotongan telinga anjing, coping atau memotong paruh BOP bisa dilakukan dengan syarat-syarat tertentu.
Sebenarnya, kata "pemotongan" tidak pas jika dirujuk pada praktik sebenarnya dari kata "coping" itu sendiri. Coping lebih tepat diartikan sebagai "proses pengasahan dan pembentukan paruh burung hantu hingga berbentuk ideal dan dapat membantu burung hantu mengoyak mangsanya". Coping tidak bisa dilakukan sembarangan karena proses coping yang salah malah akan membuat stress burung hantu tersebut, yang tak jarang berakhir pada kematian.
coping paruh burung hantu

Proses coping atau pembentukan paruh burung hantu dengan bor khuses.

Image taken from alicetheowl.blogspot.com
Coping atau memotong paruh burung hantu dan BOP (bird of prey, burung pemburu) memang masih kurang populer dilakukan oleh pecinta BOP di indonesia. Namun pemotongan paruh burung hantu umum dilakukan oleh pecinta BOP di luar negeri. Dan harap ditegaskan bahwa proses coping atau memotong paruh BOP yang salah malah akan menyakiti burung hantu tersebut.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum coping atau mengasah paruh burung hantu bisa dilakukan. Syarat coping adalah sebagai berikut:
  1. Burung hantu sudah melewati semua rangkaian training burung hantu, dan sudah berusia dewasa (mature).
  2. Ini adalah syarat utama proses pembentukan paruh burung hantu dengan cara diasah atau umum disebut coping. Burung hantu yang akan dicoping hendaknya sudah sudah melewati serangkaian latihan burung hantu, dengan kata lain: burung hantu itu sudah sangat mempercayai anda bahwa anda tidak akan menyakitinya karena burung hantu tidak akan berhasil dilatih free flight jika ia tidak percaya kepada anda. Lebih jauh tentang rahasia menjinakkan burung hantu bisa anda baca di artikel menjinakkan burung hantu. Anda juga bisa membaca tentang melatih burung hantu di artikel cara training burung hantu.
  3. Burung hantu memang membutuhkan coping.
  4. Faktor kebutuhan menjadi syarat kedua sebelum coping atau proses asah paruh burung hantu dan BOP bisa dilakukan. Burung hantu dikatakan membutuhkan coping atau diasah paruhnya jika memang burung hantu tersebut membutuhkannya. Jika burung hantu kesulitan dalam mengigit makanannya, atau terlihat bagian paruh yang mati (kering, berwarna hitam, dan kelihatan menciut) pada paruhnya, maka coping bisa dilakukan dengan memenuhi semua syarat dalam artikel ini.
  5. Burung hantu atau BOP yang akan dicoping sehat dan tidak dalam kondisi stress.
  6. Pastikan bahwa BOP atau burung hantu yang akan dicoping sedang dalam keadaan sehat atau tidak stress. Nah setelah semua syarat coping diatas terpenuhi, maka proses coping bisa dilakukan. Coping sebaiknya dilakukan oleh dokter hewan yang terbiasa menangani burung hantu dan burung pemburu, serta terbiasa melakukan proses coping pada BOP. Coping biasanya dilakukan dengan alat khusus yang menyerupai bor tangan. Bagian yang dipakai pada alat coping tersebut adalah bagian sisi dari batang bor tersebut, bukan diujungnya.
Ada baiknya, burung hantu atau BOP yang akan dicoping dicheckup dulu kesehatannya agar proses bisa berjalan secara sempurna. Ingat, coping atau proses asah paruh burung hantu adalah proses yang beresiko, maka hendaknya anda jangan main-main jika hendak melakukan coping.
Demikian adalah sekilas tentang

coping pada burung hantu dan BOP

. Semoga artikel diatas bisa membantu anda dalam melakukan proses pembentukan paruh burung pemburu dan burung hantu anda. Saran, kritik, dan komentar bisa pembaca tulis dibawah ini. Terima kasih. (FS)

0 Response to "Pemotongan Paruh Burung Hantu Dan BOP"

Post a Comment

Komentar anda akan dimoderasi oleh Admin.
Pesan anda akan langsung dibalas oleh Drh. Fira Sovica.