Cara Memelihara Tarsius | Drh. Fira Sovica

Sama halnya seperti memelihara hewan dilindungi lain,

memelihara tarsius

sebagai hewan peliharaan memiliki resiko tersendiri. Memelihara tarsius secara ilegal berarti siap diciduk aparat. Namun anda bisa membuat surat izin memelihara hewan dilindungi di BKSDA setempat. Caranya bisa anda baca di artikel cara membuat surat izin memelihara tarsius.


Merawat tarsius sebagai hewan peliharaan memiliki beberapa syarat tertentu. Dan berikut adalah karakteristik dan cara memelihara tarsius yang penulis tulis berdasarkan pengalaman sebagai dokter hewan:
Cara Memelihara Tarsius
Image taken from id.wikipedia.org
  • Karakter tarsius.
Tarsius adalah hewan nocturnal, artinya hewan yang aktif pada malam hari. Pada siang hari, hewan yang memiliki mata seperti melotot ini lebih suka tidur di dahan dan batang potong dengan cara memeluk batang dan dahan pohon, dan akan terbangun jika ia merasa lapar atau haus. Tarsiun juga hewan arboreal, yaitu hewan yang menghabiskan hidupnya di atas pohon. Hewan ini hidup di lingkungan pegunungan yang sejuk. Tarsius adalah insektivora, artinya makanan utama tarsius adalah serangga. Gerakan tarsius yang cenderung pasif membuatnya sangat mudah diburu, baik oleh hewan predator maupun oleh manusia.

  • Status konservasi tarsius.
Data IUCN menunjukkan bahwa tarsius termasuk hewan dilindungi dengan status hampir terancam. Perburuan ilegal dan penebangan hutan menjadi penyebab utama berkurangnya tarsius di alam. Ribuan ekor tarsius diperdagangkan secara ilegal di berbagai pasar gelap hewan peliharaan, baik dijual secara bebas maupun atas dasar permintaan. Semuanya balik lagi ke hukum ekonomi dasar, yaitu perburuan hewan tidak akan terjadi tanpa adanya permintaan hewan tersebut. Maka, membeli tarsius berarti juga akan membuat tarsius makin diburu di alam.

  • Cara memelihara tarsius.
Perlu saya tekankan bahwa tujuan saya menulis artikel cara merawat tarsius sebagai hewan peliharaan ini hanya untuk penambah wawasan. Ibarat sebuah pisau, pengetahuan memelihara tarsius ini bisa anda gunakan untuk ikut melestarikan tarsius dengan cara tidak memelihara tarsius atau anda ikut memburu tarsius dan membunuh tarsius karena memelihara tarsius. Perlu saya tegaskan bahwa hampir semua tarsius yang dipelihara manusia berakhir pada kematian tarsius itu sendiri. Berinvestasi memelihara hewan dengan cara memelihara tarsius jelas rugi, karena bukan keuntungan yang akan anda dapatkan, namun kerugian.

Tarsius diketahui sangat rentan stress akibat pengurungan. Mereka belum pernah diketahui bisa berkembang biak dalam kandang. Ada kalanya, tarsius yang dipelihara malah melakukan self mutation (membunuh dirinya sendiri) akibat stress akibat pengurungan.

Dan inilah cara memelihara tarsius yang saya tulis berdasarkan pengetahuan sendiri.

  1. Kandang yang digunakan sebaiknya berukuran besar, dan kandang ditempatkan dalam ruangan sepi dan sejuk. Kandang tarsius juga sebaiknya dibuat agak gelap dengan cara melapisi kandang dengan kain hitam.
  2. Kebanyakan penyebab kematian tarsius yang dipelihara orang-orang tidak bertanggungjawab adalah karena suhu dan ruangan yang bising. Tarsius sangat mudah stress akibat suhu panas dan suara bising.
  3. Makanan utama tarsius adalah serangga dan burung. Anda bisa memberikan belalang, jangkrik, dan emprit sebagai makanan tarsius. Makanan bisa diberikan 3 kali sehari. Wadah air minum bisa ada tempatkan di dalam kandang. 
Demikian adalah pengetahuan tentang

cara memelihara tarsius

. Semoga artikel singkat di atas bisa menjadi acuan bagi anda agar tarsius tidak makin diburu di alam. Sekali lagi, saya telah memberikan anda pisau pengetahuan, baik dan buruknya pengetahuan tersebut di tangan anda, kembali lagi ke jiwa anda masing-masing. Ibarat pisau yang bisa digunakan untuk memasak jika berada di tangan ibu, atau bisa juga digunakan untuk membunuh jika dipegang seorang pembunuh. Semoga artikel ini bermanfaat bagi semuanya. Terima kasih. (FS)

2 Responses to "Cara Memelihara Tarsius"

Post a Comment

Komentar anda akan dimoderasi oleh Admin.
Pesan anda akan langsung dibalas oleh Drh. Fira Sovica.